Masukkan Code ini K1-9DBE36-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Sabtu, 29 November 2008

Study Banding Mhswa Pascasarjana PPW Rendik 3 ke Bali 2008

Pesona Bali.......STP. Desa Adat, Pendidikan Gratis Kab Jembrana....
Langit sedikit ?mendung terasa lembut di tanah Bali ketika Pesawat lion air yang kami tumpangi menapakkan rodanya di landasan Bandar Udara Internasional Ngurarai, Senin, 24 Nopember lalu. Apakah gerangan yang terbayang dibenak ? Adakah rasa ketakutan bom maha dashat kembali mengguncang ?? Ataukah aroma Bali sebagai negeri surga?kata sebagian orang?yang merindu pesona kita. Ah..biasa-biasa saja kata sebagian yang telah berulang kali berkunjung ke Bali. Jika semua diaduk jadi satu, tetap saja Bali itu menarik banyak orang.?????
Pesona Bali. . Perjalanan ke Bali menjadi saksi kebersamaan kami. Bali itu indah, ?kreatifitas orang-orang bali juga luar biasa. Bali sepertinya diciptakan untuk seni dan wisata. Lihat saja, bekas bompun yang meremukkan begitu banyak tulang dan nyawa manusia menjadi obyek kunjungan. Setiap orang datang ke Bali? seperti meras rugi jika tak menyempatkan menyaksikan langsung lokasi bom itu. Sepanjang jalan dari kota hingga ke desa-desa bukti? kreatifitas seniman bisa dilihat. Onggokan batang kayu dan batu yang sebagian orang mungkin tak berguna, tapi di Bali oleh tangan-tangan kreatif disulap menjadi barang berharga. Semuanya itu dilakukan industri rumah tangga. Di tanah lot hanya sebuah batu dan pure di tengah laut juga menyedot banyak orang. Industri wisata seperti terus bergerak tanpa henti di Bali. Bus kami bersama teman2x PPW Pascasarjana Unhas Makassar yang membawa kami terus melaju, setengah jam kemudian tibalah kami di Sekolah Tinggi Pariwisata. Sekolah yang awalnya hanya semacam kelompok life skill yang mendidik ?anak-anak ?tampa sekolah ?menjadi kreatif. Lalu berkembang menjadi sekolah tinggi yang sebagian besar alumnya tak ada yang menganggur.
Lain lagi di Desa Adat yang berada di desa Panglipureng. Tapi sayang, saat memasuki desa yang menjaga tradisi itu hujan mengguyur. Suasana jadi terasa kelam, dingin. ?Pendese, demikian sebutan ketua adat, menyambut kami dengan ramah. Pendese tampak berapi-api memberi penjelasan terkait desa adat. Ia bahkan? secara sistimatis menjelaskan satu persatu bagian-bagaian penting dari? budaya dan kehidupan masyarakatnya. Mulai dari masalah tata wilayah aturan atap rumah hingga soal pelarangan poligami dibahas tuntas. Hujan masih rintik ketika Pendese mengantar rombongan kami ke dalam lokasi komunitas desa adat. Suasananya seperti menarik ingatan kita ke masa silam, sepanjang jalan tembok-tembok tua berlumut, tampak? masih tetap kokoh dan tertata apik. Dapur tua di halaman rumah masing masing tetap dijaga sebagai simbol budaya keterbukaan.
Kesokan harinya, satu jam perjalanan dari Kute tempat kami menginap hingga memasuki kota Jembrana. Hujan masih mengguyur. Persis dipersimpangan lampu merah salah satu sudut kota Jembrana, sebuah? hartop berwana hijau bernomor polisi 1 , ?hartop buatan? tahun 80-an itu adalah mobil dinas bupati Jembrana. Sesederhana itukah seorang bupati di Jembrana ? tdk sepert pejabat, bupati ,walikota Gorontalo kita yang mobilnya minimal sedan mewah yang hanya mengandalkan Image Sosial/Gengsi mo pate ... tapi tdk ada program yang menyentuh ke rakyat khususnnya untuk pendidikan dan kesehatan Gratis....
Jembrana? kabupaten yang sangat nyentrik , bersih dan tertib masyarakatnya. Ketertiban itu rupanya dimulai dari lingkungan pegawai negerinya. Bus yang membawa kami tiba-tiba ditahan di pintu gerbang kantor Pemkab Jembrana oleh petugas polisi pamong praja. Boleh masuk , tapi mobilnya parkir di luar. Beruntung hujan sudah reda. Suasana kantor Pemkab Jembrana terasa sangat sepi. Tak banyak pegawai yang hilir mudik . Lorong-lorong antar ruangan sangat bersih dari sela-sela jendela ruang kerja, ?terasa harum. Wc bersih, air terus mengalir. Setiap berpapasan dengan pegawai mereka menyapa dengan senyum. Memasuk ruang pertemuan, ternyata hari itu bukan hanya rombongan kami yang diterima, ada empat rombongan lain yang diterima. Di lemari etalasi begitu banyak bejejer cenderamata, mungkin ratusan jumlahnya dari berbagai daerah yang pernah berkunjung ke daerah itu.
Bupati Jembrana minta maaf karena terpaksa menerima sekaligus. Hampir setiap hari mereka menerima tamu. Tujuannya sama studi banding. Jembrana yang pernah hancur diamuk komplik politik. Tapi bisa bangkit dalam beberapa tahun kemudian hanya dengan sebuah kalimat ???Kalau Mau Pasti Bisa??.Sangat dinamis. Icon itu bisa dibaca diberbagai sudut jalan dan kantor-kantor. Empat kata itu menjadi roh penyemangat masyarakat Jembrana. Yang juga mengangumkan jaringan komputernya yang on line hingga seluruh desa-desa. Bahkan seorang ibu yang baru saja melahirkan bisa diketahui bupati dipelosok manapun. Luar biasa...Semua sekolah di Kab Jembrana Gratis dari tingkat dasar sampai menengah dan mendapatkan makanan siang gratis & Bus Gratis ....untuk warga asal jembarana asalkan ada KTP Jembrana dibiayai oleh pemerintah daerah untuk melanjutkan sekolah S1 dan S2 diseluruh indonesia asalkan sekolahnya status jelas bukan STIA (sekolah tidak ijasah ada) dan IPnya minimal harus 3...luarbiasa kalau ini bisa diterapkan di Provinsi Gorontalo .........
Selain kreatif, di Bali juga banyak tempat yang indah. Keindahan ombak pantai kute seperti irama musik, kadang keras dan kadang pelan Bahkan bisa? tiba-tiba berhenti menyapa. Tenang dan hening beberapa detik kemudian menghantam lagi, dari kejauhan dipuncak ombak begitu banyak orang bermain papan selancar. Turis mancanegara hilir mudik sibuk sendiri. Sama sibuknya anak-anak rendik 3 mengambil gambar ke sana kemari dengan berbagai gayanya masing-masing.
Apapun namanya, perjalanan itu sangat penting bagi kami di rendik Beberapa menit sebelum take off? di Bandara Sultan Hasanuddin,? saya menjadi tersentuh, seorang teman berbisik sambil menjabak tangan saya. Inilah perjalanan anak-anak rendik 3 yang tak mungkin terulang lagi. Saya hanya mengangguk. Tersenyum. 24 orang di rendik 3 Pascasarjana Unhas Makassar dengan berbagai latar belakang dan budaya daerah yang berbeda tak mungkin tanpa batu sandungan. . Mudahan kebersamaan ini bisa terjaga utuh dan tidak ada tersisa hingga semua berpisah, balik ke kampung masing-masing membawa cerita dan kenangan yang tak terlupakan sepanjang masa.Salam untuk Teman 2x Milis Gorontalomaju 2020


Rgds,

Hamzah Hippy(Phay)
PPW PascaSarjana Unhas Makassar
www.rendik3unhas. wordpress. com
www.pascaunhas. net

Selasa, 04 November 2008

Senin, 03 November 2008

Observasi sumber daya wilayah pesisir di Tanjung Bira Kab Bulukumba

Mhs rendik 3 pasca sarjana unhas lagi foto bersama dgn Prof Dr Ir Yusran, M.Phil dalam rangka tugas Observasi lapangan di Tanjung Bira kab Bulukumba selama 3 hari dibulan oktober 2008 dalam rangka tugas Mata kuliah Analisis sumber daya wilayah .Adapun yang dilihat dan diamati disana adalah aktifitas nelayan dan masyarakat sekitar dilihat dari aspek ekowisata, tata ruang, budidaya terumbu karang ,PKL dan aspek lainnya......