Masukkan Code ini K1-9DBE36-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Jumat, 17 April 2009

Penelitian Tesis Phay, mengenai Strategi Pengembangan Pendidikan Berbasis ICT di SMK Kota Gorontalo















Lokasi di SMK Negeri 1,2,3,4, SMK Tirtayasa, SMK Bina Taruna, SMK Pelita Bangsa di Kota Gorontalo, Bapedda kota Gorontalo,Dinas Pendidikan Kota Gorontalo,LPMP Gorontalo,Balihristi Provinsi Gorontalo.

Kamis, 02 April 2009

Strategi Pengembangan Pendidikan ICT Berbasis Potensi Wilayah (Studi Kasus di SMK Kota Gorontalo)


A. LATAR BELAKANG

Kebijakan Pemda Kota Gorontalo dalam Perencanaan ICT


Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)/ICT atau disebut pula telematika, serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan bisnis, industri, perdagangan, dan pemerintah. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa. Di sisi lain, jaringan internet telah menyebar ke banyak tempat di seluruh pelosok tanah air, melebihi kecepatan pertumbuhan pendidikan dasar dan menengah. Perkembangan teknologi ini, yang awalnya hanya sebagai media pertukaran data, sekarang menjadi tempat belajar, berbelanja, bermain, bergaul, dan lain sebagainya. World Wide Web (WWW) menyediakan suatu sarana yang dapat diakses secara global dengan meninggalkan batasan konvensional.

Kenyataan inilah yang membuat dunia pendidikan untuk membuat sebuah sistem pendidikan berbasis ICT pada internet agar dapat menjangkau pengguna yang selama ini memiliki kendala teknis geografis dan juga kendala waktu.

Didalam otonomi daerah saat ini peranan ICT sangat vital untuk menunjang potensi wilayah disuatu daerah, dimana ICT digunakan untuk menambah PAD/PDRB suatu daerah mis ICT dibuat dengan sistem yang baik dengan

membuat sistem perijinan online di pemerintah daerah, transaksi perdagangan online dalam bidang potensi wilayah di sektor pertanian mis jagung, perikanan budidaya ikan tuna, promosi online untuk bidang hotel dan pariwisata, ICT penunjang industri kreatif dalam bidang editing film, video dan fotografi, arsitektur, desain grafis, penerbitan dan percetakan, pembuatan website/blog perusahaan/instansi, layanan jasa komputer dan piranti lunak dsb.Perlu adanya dukungan dari SMK berbasis ICT untuk mengisi SDM di perusahaan, industri yang berkopetensi dibidang ICT guna memasarkan potensi wilayah di Kota Gorontalo. Sehingga akan muncul suatu ekonomi baru yang akan mensejahterakan masyarakat didaerah tersebut.

Tingkat Implemetasi ICT di Pemerintah Kota dan SMK di Kota Gorontalo

Berdasarkan pengamatan di beberapa media surat kabar lokal Harian Gorotalo Post dan internet. Pemerintah Kota Gorontalo belum maksimal dalam pengembangan Pendidikan ICT guna menunjang potensi wilayah, ICT belum menyumbang secara signifikan untuk PDRP /PAD pada Pemerintah Kota Gorontalo, mutu dari ICT masih rendah dilihat dari aspek rendahnya perencanaan pendidikan ICT belum dipakai dalam memajukan Indusri kreatif di Kota Gorontalo, lulusan SMK yang menguasai kompetensi ICT belum diperdayakan didunia industri dan perdagangan, padahal di Kota Gorontala sudah ada 4 ISP (Internet Service provider) mis PT Telkom, PT Indosat, PT wasantara, PT Olami , 7 Warnet, 7 SMK yang terdiri dari 1 SMK Teknologi Informasi, 3 SMK Berbasis ICT dan 4 SMK lainnya. Output dari lulusan SMK tersebut kebanyakan hanya untuk menghasilkan lulusan pangsa pasar sehingga banyak tenaga kerja yang belum terserap disektor perdagangan, jasa dan industri sehingga angka pengangguran di Kota Gorontalo cukup tinggi khususnya lulusan SMU/SMK berdasarkan data Kota Gorontalo dalam angka tahun 2007 sebanyak 5.807 orang masih mencari kerja yang mendaftar di Dinas tenaga kerja kota Gorotalo (sumber Dinas tenaga kerja dan sosial Kota Gorontalo tahun 2007), yang dimana tidak semua terserap di dunia kerja karena tidak sesuai keinginan dari Instansi, perusahaan Jasa, perdagangan dan industri sektor formal dan informal di kota Gorontalo yang mengutamakan/mencari lulusan SMK yang ahli di bidang kompetensi ICT untuk memasarkan produk pertanian, perikanan, pariwisata dan perhotelan secara online dan mengelola data perusahaan dengan sistim informasi, komputerisasi dan online, sehingga efesiensi dan produktifitas perusahaan/instansi dapat tercapai. Hasil survey, menunjukkan bahwa Sistem ICT dari hampir semua dinas yang ada di Pemerintah Kota Gorontalo dan Sekolah SMK masih belum optimal, mulai dari tingkat infrastruktur, organisasi, sistim informasi, pengumpulan, pengolahan sampai dengan analisis data dan informasi. Terlebih lagi ketersediaan data yang akurat, aktual dan lengkap cukup memprihatinkan. Terlebih lagi, di era otonomi daerah tidak memiliki data yang lengkap dan akurat sebagai flow of information dari semua kegiatan menuju e-Government yang tersendat. Di samping itu, sumber daya manusia di bidang kompetensi ICT, masih merupakan kendala, salah satu penyebabnya adalah prasarana dan sarana serta teknologi untuk mendukung perencanaan, dan program ICT belum memenuhi standar. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dapat menutup kesenjangan ini dalam waktu yang relatif singkat melalui Pembangunan dan manajemen Infrasturktur ICT yang baik dalam rangka menuju Gorontalo Cyber City .

Implementasi e-Government & e-Education dengan bantuan information Comunication Technology (ICT) membuka peluang baru untuk meng-eksploitasi informasi secara lebih dalam, sehingga dapat dimanfaatkan maksimal oleh kalangan masyarakat luas, baik oleh kalangan pemerintahan, warga Negara, kalangan bisnis serta institusi lainnya, sehingga akhirnya tercipta hubungan yang saling menguntungkan.


Pemerintah Indonesia khususnya Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sedang menggalakkan peran sekolah kejuruan, jumlahnya akan ditambah.Pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 1,5 juta lulusan sekolah menengah pertama (SMP) melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK). Target ini dicanangkan dalam rangka meningkatkan rasio jumlah siswa SMK:SMA/MA mencapai 70:30 pada 2015. Kebijakan ini bukan tidak memiliki alasan, hal itu dikarenakan angka pengangguran semakin membutukan tenaga yang berkualitas, dan semakin meningkat lapangan kerja menengah yang semakin membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan semakin terbukanya sektor formal maupun informal yang membutuhkan tenaga menengah. Hal ini merupakan alasan kepatutan SMK perlu ditambah, terlebih dunia semakin menglobal jendela informasi terbuka sepanjang waktu.

SMK berbasis ICT merupakan SMK yang sangat diperlukan di Indonesia dikarenakan kebutuhan ketrampilan dan kecakapan teknik informasi bahkan kiat memilih dan memilah informasi yang layak dicerna oleh kita dan anak-anak kita yang memiliki tatanana nilai moral yang tinggi dan budaya bangsa yang luhur", demikian Mendiknas.

Menurut Direktur Pembinaan SMK Joko Sutrisno, Depdiknas mendorong peningkatan jumlah siswa SMK untuk memenuhi target Rencana Strategis Depdiknas. Dia menyebutkan, rasio siswa SMK:SMA/MA pada 2009 ditargetkan 40:60. "Saat ini rasionya 43:57, target untuk 2009 relatif sudah tercapai di 2008. Sebanyak 85 % dari 750.000 lulusan SMK masuk ke pasar kerja, sedangkan sisanya sebanyak 15 % melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Lulusan SMK, dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri. "Jadi industri diharapkan kalau menerima pekerja diprioritaskan anak SMK dulu," ujarnya.

penyerapan tenaga kerja terbesar lulusan SMK terutama di bidang bisnis manajemen, teknologi informasi dan teknologi rekayasa lain, perhotelan dan turisme, serta bidang lain seperti kriya seni dan pertambangan. "Bahkan ada permintaan dari luar negeri sebanyak 200 teknisi otomotif lulusan SMK yang mampu berbahasa Inggris.

Namun demikian permintaan dari luar negeri tersebut hanya terpenuhi sebanyak 90 lulusan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka perlu meng-upgrade kemampuan bahasa Inggris lulusan SMK dengan menyiapkan SMK bertaraf internasional. "Yang penting sekarang adalah bagaimana SMK ikut berpartisipasi meluaskan pasar kerja karena kalau berharap ke industri yang besar daya serapnya terbatas," katanya.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menyusun Strategi Pendidikan ICT berbasis potensi wilayah guna menyelesaikan masalah rendahnya kualitas mutu perencanaan pendidikan ICT, minimnya pendapatan PDRP yang didapat dari sektor ICT dan banyaknya pengangguran SMA/SMK yang belum terserap di dunia kerja di Kota Gorontalo. Hasil dari penyusunan strategi ini selanjutnya dapat digunakan bagi kepentingan pemerintah Kota dan Sekolah SMK dalam pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan pendidikan ICT berbasis potensi wilayah.


Asumsi Penghambat ICT di SMK Kota Gorontalo

· Segi Infrastruktur

a. Berbagai PC (Personal Computer) yang dimiliki oleh SMK tidak sama, baik dilihat dari spesifikasinya maupun versinya.

b. Pada umumnya kondisi infrastruktur jaringan lokal (LAN = Local Area Network) SMK di Kota Gorontalo belum bagus.

C. Belum semua sekolah SMK di Kota Gorontalo terhubung dengan Jaringan Internet (Jardiknas)

· Segi Sistem Informasi

a. Setiap SMK menggunakan sistem informasi manajemen yang berbeda

b. Kurikulum SMK yang bermuatan lokal untuk pendidikan ICT belum terintegrasi dengan potensi wilayah kota gorontalo

c. Sebagian besar SMK bekerja untuk sistem informasi dengan menggunakan software aplikasi biasa, belum banyak yang menggunakan sistem informasi manajemen.

d. Sistem yang digunakan tidak terhubung dengan sistem yang lain

e. Tidak ada suatu arsitektur dalam perencanaan ICT

g. Tidak cukup memiliki tenaga ahli teknis ICT yang menggoperasikan Program aplikasi ICT.

· Segi Organisasi

a. Tidak adanya sistem yang terintegrasi diantara SMK yang ada.

b. Tidak ada staf ICT yang mengurus masalah informasi secara khusus

Harapan

· Pentingnya perubahan sistem Pendidikan ICT di SMK Kota Gorontalo

· Pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui ICT

· Kiranya sangat urgen, vital dan strategis bagi Pemda Kota Gorontalo terkait khususnya Dinas pendidikan & SMK, untuk menyusun suatu strategi terintegtatif dan komprehensif dalam mengoptimalkan pengembangan pendidikan ICT berbasis potensi wilayah di SMK Kota Gorontalo.

· Program pengembangan itu sangat penting mempertimbangkan solusi untuk mengatasi sistim ICT yang cenderung tidak terorganisasi dengan baik, masih terbiasa dengan pola kerja yang kurang produktif sehingga ICT tidak menghasilkan PDRP/PAD yang menunjang bagi kemajuan ekonomi di Kota Gorontalo.


B. RUMUSAN MASALAH :

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan maka dirasa perlu dirumuskan suatu masalah agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda, dengan rumusan sebagai berikut :

1.Bagaimana pendidikan ICT pada SMK apakah sudah kesesuain dengan potensi pengembangan wilayah di Kota Gorontalo.

2. Bagaimana sistem ICT di SMK Kota Gorontalo, faktor-faktor apakah yang mempergaruhui mutu perencanaan pendidikan ICT di Kota Gorontalo.

3. Bagaimana strategi pengembangan pendidikan ICT dalam menunjang potensi wilayah Kota Gorontalo di sektor perdagangan dan jasa.

C. TUJUAN PENELITIAN

Pada dasarnya setiap aktivitas manusia mengarah kepada pencapaian suatu tujuan secara optimal, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan secara operasional.

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1.Untuk mengambarkan dan menganalisis kesesuaian antara pendidikan ICT di SMK dalam potensi pengembangan wilayah.

2.Untuk menentukan sistem program ICT di SMK yang sesuai dalam mendorong pengembangan potensi wilayah di Kota Gorontalo.

3.Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan pendidikan ICT dalam menunjang perdagangan dan jasa di Kota Gorontalo


B. MANFAAT PENELITIAN

1. Menjadi Input bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pengembangan Pendidikan ICT di SMK berbasis pengembangan wilayah dimasa datang.

2. Menjadi referensi bagi pihak sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Gorontalo dalam menentukan program ICT dan strategi pengembangan sekolah yang mengoptimalkan sumberdaya lokal.

3. Menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang mengeksplorasi pendekatan penyusunan program dan strategi pengembangan pendidikan ICT dalam mengelola dan memanfaatkan potensi wilayah

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita Rahardj, 2008. Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Arikunto Suharsimi, 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Rajawali Jakarta

Arikunto Suharsimi, 1988. Prosedur penelitian. Rhineka Cipta. Jakarta

Bappeda Kota Gorontalo, Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. 2007. Kota Kota Gorontalo Dalam Angka. Bappeda Kota Gorontalo dengan BPS Kota Gorontalo.

Bappeda provinsi Gorontalo, Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo.2007. Gorontalo Dalam Angka. Bappeda Provinsi Gorontalo dengan BPS Provinsi Gorontalo

Bungin,B, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Praneda Media.Jakarta.

Isjoni, Arief. I, Roslaini. M. 2008. ICT Untuk Sekolah Unggul. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Kadir, A. 2003. Pengembangan E-Learning. Tugas Akhir, jurusan Pendidikan Matematika,Universitas Pendidikan Indonesia.

Mendiknas, 2008. Luar Negeri Butuhkan 200 Teknisi Lulusan SMK , Jurnalnet.com Bengkel Informatik(Online). (http://www.jurnalnet.com), diakses 28 Februari 2009

Mendiknas, 2008. DiKembangkan 80 SMK Bertaraf Internasional, Jurnalnet.com Bengkel Informatik (online). (http://www.jurnalnet.com), diakses 28 Februari 2009

M, Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung

Moleong, Lexi J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Nasution, S. 2008. Tehnologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Nugroho. Iwan dan Dahuri, Rokhmini. 2004. Pembangunan Wilayah:Perspektif Ekonomi,Sosial, dan Lingkungan. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.

Rogers, Everett M. 1986. Comunication Technology: The New media in Society. The Fre Press, a Division of Macmillan, Inc , Canada

Salusu. J. 1996. Pengambilan Keputusan Stategik Untuk Organisaisi Publik dan Organisasi Non-profit. Gramedia. Jakarta

Siagian, Sondang P.1995. Managemen Stretegik. Bumi Aksara. Jakarta

Sugiono, 2002. Statistik untuk penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suyanto.B. Sutinah,2005. Metode Penelitian Sosial.Berbagai Alternatif Pendekatan. Prenada Media.Jakarta

Straubhaar, Joseph and Robert LaRose.1997. Communication Media in the Information Society. Wadsworth Publishing Company,USA

Ustadiyanto, Riyeke. 2002. E-Business Plan: Perencanaan, Pembangunan dan stategik di internet. Andi, Yogyakarta

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan nasional. Undang-undang Pendidikan Nasional No.2 Pasal 3 dan 4. Balai Pustaka.Jakarta.

Wahyudi, Agustinus Sri, 1996. Managemen Stategik Pengantar Proses Berfikir Stategik. Binarupa Aksara. Jakarta.

Winardi.(1996). Kamus Ekonomi Inggris-Indonesia. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi (BPFE) Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.