Masukkan Code ini K1-9DBE36-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Rabu, 30 Desember 2009

Pertemuan Wapres Boediono dengan Siswa-Guru se Gorontalo

Pertemuan Wapres Boediono dengan Siswa-Guru se Gorontalo


WAPRES Boediono saat berpidato di hadapan ratusan siswa dan guru dalam dialog pendidikan kemarin (29/12) di aula SMA Terpadu Wirabhakti, Bone Bolango.

Sejak pukul 09.00 Wita, ruang aula SMA Terpadu Wirabhakti, Desa Bube, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.

Dipenghujung tahun 2009, Wakil Presiden Boediono menyempatkan diri untuk bertandang ke Provinsi Gorontalo, Selasa (29/12). Dalam lawatan perdana ke Provinsi Inovasi ini, Wapres Boediono meluangkan waktu sejenak untuk bertatap muka dengan para siswa dan guru se Provinsi Gorontalo. Di hadapan ratusan siswa dan guru Wapres Boediono berpidato tentang pendidikan. Namun dalam pidato yang disampaikan kurang lebih 10 menit itu, Wapres Boediono tak menyinggung berapa besar dana pendidikan yang bakal dialokasikan pemerintah pada tahun 2010 mendatang.

Dipadati ratusan siswa SMP dan SMA dari berbagai sekolah SMP,MTs,SMA,MA dan SMK yang tersebar di kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo. tak ketinggalan pula puluhan guru dari berbagai sekolah, termasuk yang bertugas di daerah terpencil.

Hasanudin Djadin, Gorontalo Ratusan siswa dan guru ini sengaja berkumpul di ruang Aula SMA Terpadu Wirabhakti untuk menanti kedatangan Wapres Boediono. Sebagaimana yang dijadwalkan, pada Selasa (29/12) kemarin, Wapres Boediono akan bertatap muka dengan para siswa dan guru.

Tepat pukul 10.30 Wita rombongan Wapres Boediono akhirnya tiba di lokasi SMA Terpadu Wirabhakti. Wapres Boediono datang didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri BUMN Mustafa Abubakar dan Plt Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail. Saat rombongan Wapres Boediono memasuki ruang pertemuan sambutan hangat diberikan oleh ratusan siswa dengan menyanyikan lagu selamat datang. Senyum kegembiraan pun terpancar dari wajah para siswa menyaksikan sosok orang nomor dua Indonesia itu.
Setelah penyampaian kondisi terkini pendidikan Gorontalo oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Provinsi Gorontalo Weni Liputo, dialog pendidikan antara Wapres Boediono dengan kalangan siswa dan guru dimulai.

Di hadapan ratusan siswa dan guru Wapres Boediono berpidato tentang pendidikan. Namun dalam pidato yang disampaikan kurang lebih 10 menit itu, Boediono tak menyinggung berapa besar dana pendidikan yang bakal dialokasikan pemerintah pada tahun 2010 mendatang.

Dalam pidatonya, Boediono lebih banyak berbicara secara global bahwa pendidikan merupakan tugas seluruh stake holder. Tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, lebih dari itu juga menjadi tanggungjawab kalangan swasta dan masyarakat.

Boediono baru berbicara soal anggaran pendidikan saat menjawab pertanyaan dari salah seorang siswa SMP Negeri 1 Gorontalo. Dimana sang siswa menanyakan tentang relevansi antara dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan sekolah gratis. Sementara besaran dana BOS yang dialokasikan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan biaya pendidikan di daerah.

Jawaban yang disampaikan Boediono itu pun bersifat umum. Boediono menceritakan bahwa pemerintah dari tahun ke tahun terus berusaha menaikkan anggaran untuk peningkatan mutu pendidikan. “Pemerintah terus berusaha memikirkan dunia pendidikan. Minimal jaminan anggaran pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-undang yakni 20 persen dari total anggaran belanja pemerintah,” ujar Boediono.

Selain menyangkut dana pendidikan, dalam pidato pengantar Boediono juga tak sempat menyinggung apa upaya pemerintah untuk memperbaiki nasib/kesehjahteraan guru. Perhatian pemerintah untuk perbaikan nasib kalangan guru baru disampaikan Boediono setelah salah seorang guru daerah terpencil di wilayah Kabupaten Gorontalo, Rustam Tangahu, menanyakan tentang pengalihan tenaga guru yang berstatus honorer.
“Untuk pengalihan tenaga honorer menjadi PNS ini tentunya membutuhkan proses. Yang jelas Pemerintah terus berupaya agar kesejahteraan kalangan guru dari waktu ke waktu semakin baik,” ungkap Boediono.

Sebelumnya, Boediono saat berpidato di hadapan ratusan siswa dan guru mengemukakan, pada zaman Belanda Gorontalo merupakan pusat pendidikan di Kawasan Timur Indonesia. Banyak tokoh-tokoh nasional maupun internasional melewati pendidikannya di Gorontalo. “Oleh karena itu Gorontalo kedepan diharapkan bisa kembali menjadi pusat pendidikan di kawasan Timur Indonesia. Ada dua hal penting dalam pembangunan pendidikan, yaitu akses (jangkauan) dan kualitas,” ujar Boediono.

Lebih lanjut Boedino mengatakan, dalam era globalisasi persaingan akan berlangsung cukup keras. Sehingga, menurut Boediono, sejak dini harus dipersiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin yang handal.

“Upaya mendidik dan mencerdaskan generasi adalah tugas kita semua. Sehingga kedepan dapat dihasilkan pemimpin-pemimpin yang handal. Dan yang paling utama adalah kesiapan anak-anak siswa sendiri untuk menjadi calon-calon pemimpin yang handal,” ujarnya.

Di sisi lain, Boediono berharap guru dapat menjadi panutan bagi anak-anak siswa. “Nilai-nilai untuk menciptakan pemimpin yang handal tidak bisa hanya diajarkan tetapi harus memberi contoh. Oleh karena itu guru harus bisa menjadi panutan bagi anak siswa,” tandas Boediono. gpinfo

Tidak ada komentar: