Masukkan Code ini K1-9DBE36-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Jumat, 21 Mei 2010

Marco Calasan, Pakar IT Berusia Sembilan Tahun



MENGANTONGI 4 sertifikat Microsoft dan menulis buku setebal 312 halaman tentang Windows 7 di usia 9 tahun, seolah mustahiil. Tapi, itulah yang sudah dicapai Marco Calasan, yang dipersiapkan menjadi insinyur sistem Microsoft termuda di dunia

Seolah sudah dewasa, Marco mengajak tur rombongan wartawan yang ingin mengenalnya ke lab sekolah. Sikapnya menunjukkan seolah-olah itu rumahnya sendiri. Marco, seperti dimuat di CNN, Kamis 20 Mei, tinggal di seberang sekolah dan menghabiskan waktu di lab komputer.

Marco yakin, dengan pengetahuan, semuanya mungkin. itu alasan mengapa di begitu mencintai komputer. Lalu, ia mulai menerangkan secara detail tentang Internet Protocol Television atau IPTV (jaringan sistem pengiriman konten yang dibuatnya sendiri).

Marco mengajarkan seluk beluk komputer ke teman-temannya, bahkan ke gurunya sendiri. Akhir Mei, Marco diminta khusus mempresentasikan sistem IPTV ciptaannya, oleh pemerintah Montenegro. Marco sanggup menjelaskan dengan detail bagaimana ia melakukan stream video berkualitas tinggi ke penjuru negaranya, Macedonia. Ia bahkan menyediakan layanan bagi para penyandang cacat di negara itu.

"Tapi aku anak biasa. Aku juga lupa semua pengetahuan yang ada di kepalaku ketika bermain bersama teman-teman," tuturnya. Namun, sepertinya anak ini memang berbeda. Tak hanya jenius, ia pun bisa berbicara dengan tiga bahasa. Saat ini ia sedang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa keempat yang akan dikuasainya.

Profesor Elena Achkovska-Leshkovska dari Institut Psikologi, Skopje menguji Marco di usia 7 tahun. Dia menemukan otak bocah itu sama seperti otak anak berusia 12 tahun ke atas. Bedanya, tingkat keterampilan emosional dan sosial Marco begitu tinggi. Di mana tidak lazim ditemui pada anak berbakat lainnya.

Ibu Marco, Radica, menceritakan ketika ia divonis menderita kanker payudara, Marco membuat 200 halaman lebih informasi perawatan kanker payudara, termasuk makanan apa saja yang harus dia makan.

Radica enggan melakukan perawatan kemoterapi karena khawatir tak mampu merawat anak lelakinya. Dia tahu Marco membutuhkan pendidikan khusus yang sangat mahal. Namun Radica yakin segala rintangan dan halangan akan ia hadapi bersama anak jeniusnya. (int)

Tidak ada komentar: