Masukkan Code ini K1-9DBE36-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Senin, 15 Desember 2008

GEMPA LAGI 6,3 SR . Awas Potensi Banjir Bandang Di Kota Gorontalo



Kebetulan kemarin kami diundang Bimtek Mengenai Banjir,Gempa & Tsunami dengan pemateri
(Ahli Eko-Hidarulik dan Lingkungan) alumni dari Jerman bpk Dr Ing Ir Agus Maryono
Pascasarjana UGM di dinas kementerian PLH Makassar , ada info mengenai Gempa Bumi
Gtlo bisa Potensi Banjir Bandang di Gorontalo....... sbb....

Dilihat dari fenomena yang ada di lapangan (beberapa daerah sering terjadi gempa bumi)
khususnya di gorontalo kemungkinan terjadinya banjir bandang cukup tinggi. Mengingat
banjir bandang tidak hanya disebabkan pembalakan hutan tapi juga gempa bumi.
Karena pada saat terjadi gempa stabilitas lereng sungai menjadi rendah (tidak stabil),

Menurut beliau meski tidak sampai menimbulkan kerusakan, gempa bumi bisa menginisiasi instabilitas
(ketidakstabilan) tebing 2 sungai di Bolango dan Sungai Bone yang jika terjadi hujan bisa berpotensi
longsor yang dikhawatirkan bisa membendung air di daerah hulu. Akibatnya saat hujan turun
dengan intensitas tinggi dan bendungan tidak mampu menahan bisa jebol.

Jebolan itu menyebabkan pasokan air ke hilir dengan volume besar terus bertambah yang
mengakibatkan terjadinya banjir bandang. Untuk menghindari hal itu sebaiknya sejak awal
musim penghujan masyarakat sudah melakukan berbagai persiapan, sehingga terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan bisa diminimalisasi, atau solusi yang cepat bisa diperdayakan anak2x Mapala UNG
untuk observasi ke Hulu sungai Bolango dan Bone untuk melihat data dan memotret kondisi aliran sungai
apakah ada kerusakan atau tidak setelah pasca Gempa kemarin untuk dilaporkan ke tim SAR Gtlo ,PU dan
Camat setempat ,dan segera reboisasi sepanjang aliran sungai Bone dan Bolango, dibuat Hutan kota,
dan memanen air hujan jgn sampai terlambat ces...!!!!!!!

Mengantisipasi banjir dengan menggarap daerah hulu merupakan keharusan. Ini
dimaksudkan meretensi air limpasan di hulu sebanyak mungkin dapat diresapkan ke
dalam tanah. Upaya itu dapat berupa penghijauan di areal pekarangan, pembuatan
sumur tanah atau dari beton, tanggul keliling pekarangan dan sumur resapan
sederhana.

Konsep eko-hidraulik untuk menanggulangi banjir dan rusaknya wilayah keairan
(Agus Maryono, 2005), seperti di Eropa sungai yang diluruskan dikembalikan
menjadi berkelok-kelok (contoh: Sungai Kissimee dan anak Sungai Rhine),

menghidupkan kembali daerah rawa sebagai retensi, konsevasi dan komponen
perbaikan kualitas air, di daerah pantai diadakan penghentian terhadap usaha
pemusnahan tanaman pinggir pantai misalnya mangrove.

Di negara maju sesuai langkah back to naturenya, maka eko-engineering dengan
mnggunakan tanaman untuk mengurangi longsoran tebing semakin populer. Mengingat
biayanya murah, sustainabilitasnya tinggi dan ramah lingkungan. Pemasyarakatan
konsep eko-hidraulik di Indonesia sudah sangat mendesak untuk dilakukan.
Mengingat semakin banyaknya kerusakan lingkungan di wilayah keairan dan banjir,
akibat rekayasa hidraulik murni beberapa dekade lalu.

Agar penanggulangan kekeringan menjadi arif bijaksana, bisa menyimak penanganan
daerah kekeringan di Afrika. Sahel berada di Afrika Utara di selatan Gurun
Sahara yang memanjang antara 200 kilometer sampai 300 kilometer, dan
penduduknya melampaui riwayat ratusan tahun dalam
mengembangkan cara
penyesuaian yang efektif terhadap alam. Pada awal 1980-an, gejala keruntuhan
masyarakat Sahel makin jelas. Pada gilirannya untuk memenuhi kebutuhannya,
penduduk berlomba menggali sumur yang berdampak pada perubahan pola penggunaan
air per kapita semakin meningkat, ditambah pesatnya pertambahan penduduk. Oleh
karenanya itu, pengalaman Sahel baik untuk disimak dalam mengatasi kekeringan
di Indonesia.
potensi banjir bandang
bisa terjadi di Kota Gorontalo di mana pun termasuk Sungai Bolango dan di Bone
di Gorontalo . Apalagi kalau di daerah
itu ada dua tebing sungai yang tidak stabil dan berpotensi longsor maka
masyarakat yang ada di sekitar sungai perlu waspada. Mengingat banjir
bandang datangnya sering mendadak tidak ada salahnya jika masyarakat kota gorontalo
selalu waspada Gempa Bumi dan terutama pada saat terjadi hujan dengan intensitas
tinggi.


Ciri-ciri banjir bandang bisa dilihat dari lumpur yang banyak dan ada pohon yang tercerabut.
Selain itu juga disebabkan oleh tipikal DAS spons (banyak reruntuhan) di sepanjang.
Tapi bukan berarti tidak terjadi banjirr susulan




1 komentar:

Anonim mengatakan...

good news...